ROKOK elektrik
belakangan ini marak beredar di kalangan masyarakat. Peminat rokok
jenis elektrik ini juga tidak sedikit. Namun, sebagian orang belum sadar
akan bahaya menggunakan rokok elektrik ini.
Perlu diketahui, rokok ini membahayakan sistem kekebalan tubuh dalam
paru-paru, hal ini disebabkan rokok elektrik menghasilkan bahan kimia
yang berpotensi berbahaya, sama halnya seperti rokok nikotin
tradisional.
Seperti yang dilansir dari Timesofindia, Jumat (6/2/2015), Seorang profesor dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Amerika Serikat, Shyam Biswal mengatakan “Temuan kami menunjukkan bahwa rokok elektrik membahayakan kekebalan tubuh dan berdampak buruk bagi paru-paru.”
Perokok di kalangan remaja kini sebagian berpindah dari menggunakan rokok nikotin tradisional menjadi rokok elektrik. Sebagian orang menilai bahwa, rokok elektrik menurunkan risiko kesehatan termasuk penyakit paru-paru.
Untuk mengetahui kebenarannya, sebuah penelitian menguji dengan menggunakan tikus sebagai model. Dalam penelitian ini, tikus dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, tikus diletakkan dalam ruangan inhalasi yang mengandung asap rokok elektrik dan kelompok tikus kedua hanya terkena udara.
Hasil penelitian menemukan tikus yang tercemar asap rokok elektrik mengalami gangguan imun dan infeksi bakteri. Hal ini disebabkan, rokok elektrik mengandung radikal bebas atau racun yang ditemukan dalam asap rokok dan polusi udara. Radikal bebas mampu merusak DNA atau molekul lain di dalam sel yang menyebabkan kematian pada sel tubuh.
Seperti yang dilansir dari Timesofindia, Jumat (6/2/2015), Seorang profesor dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Amerika Serikat, Shyam Biswal mengatakan “Temuan kami menunjukkan bahwa rokok elektrik membahayakan kekebalan tubuh dan berdampak buruk bagi paru-paru.”
Perokok di kalangan remaja kini sebagian berpindah dari menggunakan rokok nikotin tradisional menjadi rokok elektrik. Sebagian orang menilai bahwa, rokok elektrik menurunkan risiko kesehatan termasuk penyakit paru-paru.
Untuk mengetahui kebenarannya, sebuah penelitian menguji dengan menggunakan tikus sebagai model. Dalam penelitian ini, tikus dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, tikus diletakkan dalam ruangan inhalasi yang mengandung asap rokok elektrik dan kelompok tikus kedua hanya terkena udara.
Hasil penelitian menemukan tikus yang tercemar asap rokok elektrik mengalami gangguan imun dan infeksi bakteri. Hal ini disebabkan, rokok elektrik mengandung radikal bebas atau racun yang ditemukan dalam asap rokok dan polusi udara. Radikal bebas mampu merusak DNA atau molekul lain di dalam sel yang menyebabkan kematian pada sel tubuh.
Comments
Post a Comment