Pekalongan - Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, meminta warganya menghentikan tradisi melepas balon udara saat lebaran maupun syawalan. Imbauan itu dilakukan terkait semakin maraknya pelepasan balon raksasa berekor petasan yang membahayakan pemukiman dan dunia penerbangan.
Melepas balon udara adalah tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun di daerah Pekalongan dalam menyambut lebaran maupun syawalan atau sepekan setelah Idul Fitri. Dulu balon yang dilepas adalah balon-balon kecil hingga mencapai ribuan balon yang menghiasi angkasa untuk menambah semarak kegembiraan lebaran.
Namun akhir-akhir ini, tak hanya di Pekalongan, balon udara nitrogen ukuran raksasa banyak diterbangkan oleh warga di banyak tempat. Bahkan tak jarang balon-balon raksasa itu dilepas dengan disertai rangkaian ratusan petasan agar meledak di udara. Dalam beberapa kasus ledakan petasan itu mengenai rumah-rumah warga.
Tak cuma itu, balon-balon yang dilepas juga banyak yang terus berterbangan di angkasa, bertahan berhari-hari hingga ketinggian tertentu. Keberadaan balon-balon itu dikeluhkan karena bisa sangat membahayakan dunia penerbangan. Karena pertimbangan itulah Achmad Alf meminta warganya menghentikan tradisi tersebut.
"Apalagi kalau ditambahi dengan ekor petasan. Itu sangat membahayakan. Iya kalau jatuhnya di lahan kosong, kalau di pemukiman, jalur listrik, itu sangat membahayakan. Kita telah memberikan perintah hingga tingkat RT dan RW agar tidak lagi warga menerbangkan balon udara," tegasnya kepada detikcom, Rabu (28/6/2017).
Balon udara raksasa mengganggu dunia penerbangan (Foto: Robby Bernardi/detikcom)
|
Dia mengajak warganya lebih mengembangkan kebiasaan lainnya yang juga sudah mentradisi di Pekalongan dalam menyambut lebaran. Tradisi itu adalah membuat kue lupis khas Pekalongan. Tradisi ini diklaim sudah ada di Pekalongan sejak masa sebelum kemerdekaan, sebagai wujud rasa syukur dan gembira warga menyambut lebaran.
"Tradisi lebaran dan syawalan di Kota Pekalongan dengan silaturahmi dan kue lupis. Tidak perlu balon udara dan petasan. Bahkan festival kue lupis raksasa biasanya selalu diadakan di Kota Pekalongan setiap Syawalan. Pada Syawalan nanti juga akan digelar," jelasnya.
Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Enriko Sugiharto Silalahi, juga mengaku telah memberikan imbauan dan larangan sejak sebulan sebelum lebaran agar warga menerbangkan balon udara. Imbauan itu, kata dia, dilakukan hingga sampai ke desa-desa dan kelurahan bahkan dilakukan sosialisasi door to door.
"Imbauan sudah kami lakukan jauh-jauh hari. Sudah sebulan ini. Kalau tetap ada yang membandel, akan kita amankan langsung," jelas AKBP Enriko Sugiharto Silalahi.
Comments
Post a Comment